Paradigma adalah
suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma
menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma
memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
(Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997)
Keperawatan merupakan suatu
bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan
bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
dalam siklus kehidupan manusia. (Lokakarya Keperawatan Nasional (1983))
Paradigma keperawatan
adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38).
2.2 Paradigma Keperawatan
Perawatan
merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak
pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal
dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial,
spiritual dan cultural.
Paradigma
memiliki fungsi antara lain :
1.
Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik
dan organisasi profesi.
2.
Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar
kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen
yang merupakan pola dasar dari teori – teori keperawatan atau paradigma
keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, keperawatan,
lingkungan, dan kesehatan.
1. Konsep Manusia
Manusia
adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
(Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia
adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan
keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan
raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan
interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis,
psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon
maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya,
tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang
terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga
ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi
adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang
sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik
dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat
perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai
reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi
yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita
keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam
keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang .
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk
pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat
tertentu (balita dan lansia).
2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia.
Asuhan
keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu
profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam
hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial –
spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan
bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Kosep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan
eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit.
Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada
diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel
lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau
status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang
sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur
keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada
pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada
faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan
sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status
kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit
(illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah
sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (
kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup
antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus
ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan
spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
- Lingkungan fisik (physical
enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien
harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari
bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien
untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur
harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi
(psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu
pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang
dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung
yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
-.Lingkungan sosial (social
environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat
harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus
secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien
pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan
rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat,
struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan
dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat
berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat
dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan
pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit –
penyakit.
2.3 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan
dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan
terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan
perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat
berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan
memerlukan lingkungan yang bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar